Salah satu program internetisasi pada departemen pendidikan adalah adanya upload beberapa data dengan sistem online, baik nomor induk nasional (NISN) Data Pokok SMK, data peserta ujian nasional, kepegawaian dan lain-lain.
Penerapan sistem online ini mengundang banyak respon dari berbagai masyarakat pendidikan, sebagian respon negatif menganggap bahwa pendataan sistem online lebih ribet dan membutuhkan waktu. Padahal kalau kita cermati lebih jauh, pendataan online akan lebih memudahkan kita untuk entri maupun edit data secara langsung. Hasilnyapun dapat langsung kita lihat bahkan cetak sehingga dapat mengurangi kesalahan.
Pendataan peserta Ujian Nasional Tahun 2009/2010 yang juga dilaksanakan secara online memang mengalami beberapa kendala. Termasuk diantaranya adalah belum siapnya sekolah dalam hal tenaga MRIT dan kurangnya sosialisasi dan informasi yang diberikan oleh dinas pendidikan kepada sekolah.
Dapat diambil contoh pada revisi DNS untuk kegiatan hari Selasa tanggal 19 Januari 2010, dinformasikan kepada kepala sekolah untuk membawa stempel guna menandatangani DNS. Ternyata yang dimaksudkan dinas pendidikan adalah DNS yang telah direvisi diupload dulu baru dicetak di dinas pendidikan. Namun sumber informasi dari berbagai kepala SMK, banyak yang belum diupload karena tidak diberitahukan kapan sistem online akan dibuka kembali. Sehingga program penandatanganan DNS untuk hari Selasa, 19 Januari 2010 belum bisa dilaksanakan secara menyeluruh.
Dengan demikian, cukuplah menjadi pembelajaran bagi semua pihak untuk dapat mempersiapkan semua perangkat baik software maupun hardware dalam upaya untuk merealisasikan program dengan baik, termasuk pentingnya mensosialisasi dan menginformasikan kepada lembaga pendidikan yang ada.
Kepala SMK POliteknik YP3I Banyumas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar